Tulisan ini seharusnya sudah di-posting ketika masih euforia
tahun baru. Tapi gak apa-apa mumpung masih bulan Januari, walaupun sudah hampir
habis hhe. Seperti postingan sebelumnya di tahun 2014, kali ini saya juga akan
me-review apa saja yang sudah saya lakukan selama tahun 2014. Banyak hal dan
pelajaran baru yang saya dapatkan dari beragam aktivitas di tahun 2014.
Januari-Februari
Awal tahun 2014 saya berkesempatan untuk menjadi guru di
daerah pelosok Indramayu. Ya, saya terpilih menjadi salah satu dari 36 pengajar
Gerakan UI Mengajar angkatan 3. Selama kurang lebih 3 minggu. Bukan hal mudah
ketika saya harus mengajar 29 anak-anak menggemaskan kelas 2 SDN Cemara Kulon
Indramayu. Orang asing yang mungkin lebih cocok menjadi kakak mereka hadir ke
dalam kelas mereka.
Dengan berbagai permasalahan dan intrik selama program ini
mengajarkan saya banyak hal terutama nilai-nilai kehidupan yang gak akan pernah
saya dapatkan ketika di bangku kuliah. Dunia anak-anak dan pendidikan di daerah
3T membuka mata dan pikiran saya, bahwa masih banyak bibit-bibit masa depan
Indonesia yang belum sepenuhnya mendapat hak yang sama dalam pendidikan.
Tak hanya berurusan dengan anak-anak, saya juga bersentuhan
langsung dengan masyarakat dan kultur daerah setempat. Tinggal satu atap dengan
keluarga kecil, pasangan muda dengan satu orang anak selama beberapa hari
membuat saya seakan menemukan keluarga baru dalam kehangatan mereka. Keluarga
baru juga saya dapatkan dalam sosok panitia dan sesama pengajar GUIM Titik 5
SDN Desa Cemara Kulon.
Keterikatan emosi, alasan mengapa saya selalu rindu dengan
Desa Cemara Kulon, Indramayu. Bapak Azhar.
Februari-Maret
Lagi, saya sangat bersyukur diberi kesempatan oleh Allah
untuk belajar hal baru. Kali ini saya terpilih menjadi delegasi Indonesia dalam
program JENESYS 2.0. Program yang mengundang anak-anak muda dari Asia Tenggara
untuk belajar budaya Jepang secara langsung. Program ini dibiayai full oleh
pemerintah Jepang.
JENESYS merupakan pengalaman pergi ke luar negeri pertama
saya. Jepang mengajarkan saya tentang banyak hal, negeri dengan tingkat
keteraturan dan kedisiplinan yang sangat baik. Saya juga bersentuhan langsung
dengan masyarakat disana, sama seperti GUIM saya juga mendapatkan orang tua
asuh selama beberapa hari. Kehangatan keluarga dari pasangan yang sudah cukup
berumur asal Okayama, menjadi alasan kemana saya harus pulang ketika saya
berkunjung ke Jepang lagi.
Dalam program ini saya juga dipertemukan dengan mahasiswa dan
mahasiwi hebat dari berbagai Universitas di Indonesia. Pengalaman ini membuat
saya mendapatkan sahabat-sahabat baru, membuka wawasan internasional, dan
semakin membuat saya berani untuk bermimpi lebih.
Dalam bulan ini berbagai aktivitas saya lakukan. Selain
kuliah, saya juga aktif sebagai Quality Control di BEM FIB UI. Kesempatan untuk
berangkat ke Jepang mebuat saya semakin termotivasi untuk lebih berani
berkompetisi. Beberapa program yang menawarkan kesempatan ke luar negeri gratis
mulai menarik perhatian saya untuk tidak melewatkannya. Terakhir adalah program
PPAN Jawa Barat, namun saya hanya berhasil sampai tahap finalis. Pelajaran dan
sahabat-sahabat baru yang saya dapatkan dari pengalaman menjadi hal yang saya
sangat syukuri. Dalam fase ini membuat saya semakin berani untuk berkompetisi,
dalam hal yang postif tentunya.
Mei-Juli
Lagi, satu wadah kompetisi positif yang saya ikuti ‘Pemilihan
Abang Mpok Depok 2014’. Berkat restu Ibu alhamdulillah saya berhasil menjadi
finalis dan dinobatkan sebagai Duta Mahasiswa. Banyak yang saya korbankan untuk
berada disini, saya harus mengundurkan diri dari Kuliah Kerja Nyata UI program
pengabdian masyarakat yang sudah sejak lama saya inginkan dan mengundurkan diri
sebagai Quality Control BEM FIB UI, tempat yang sudah seperti rumah bagi saya,
segalanya dimulai dari sini. Berat memang, namun hidup adalah pilihan, saya
percaya bahwa apapun yang saya pilih dengan niat yang ikhlas pasti akan
mendatangkan banyak kebaikan. Abang Mpok Depok menjadi sarana kontribusi yang
bisa saya berikan sebagai warga Kota Depok.
Satu lagi organisasi yang saya ikuti disini yaitu UI Buddy
Club, ini lebih kepada wadah yang saya rasa sangat cocok untuk meng-upgrade
diri saya. Saya percaya bahwa saya akan banyak belajar disini, atmosfir
Internasional menjadi salah satu alasannya.
Agustus-Oktober
Fase ini mungkin menjadi fase mendekatkan diri kepada Allah.
Ramadhan dan Idul Fitri seakan menjadi momen yang pas untuk rehat sejenak dari padatnya
kegiatan dan kuliah yang cukup menyita waktu. Kalau sudah begini, keluarga jadi
tempat yang paling indah. Tugas-tugas dinas sebagai Duta Mahasiswa dan Duta
Pariwisata silih berganti pada periode ini.
Rasanya tahap ini adalah tahap untuk semakin berpikir keras, apa lagi kalo buka masa depan. Menyandang status mahasiswa tingkat akhir menuntut saya untuk banyak mengambil keputusan penting dan menentukan arah sejak saat ini. Proses pendewasaan, katanya syndrom usia 20 tahun dimana saya genap berusia 20 tahun pada 16 Agustus kemarin.
November-Desember
Entah mengapa saya lebih suka menyebut fase memberi kebermanfaatan
pada fase ini. Alhamdulillah saya diberikan kepercayaan untuk mengisi beberapa
seminar sebagai pembicara juga menjadi juri dalam beberapa lomba. Suatu
kebahagiaan bagi saya bisa bermanfaat untuk orang banyak, karena sebaik-baiknya
manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Namun ada satu hal yang semakin
dekat disini. Tak terasa saya memasuki semester terakhir dalam perkuliahan
saya, ada banyak hal yang telah menunggu untuk diperjuangkan salah satunya
adalah kamu, Skripsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar